Berita

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Mengembangkan Banda Neira sebagai Model Integrasi antara Konservasi Laut, Arkeologi, dan Budaya Maritim.

Ruangkaji.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan Banda Neira sebagai model integrasi antara
konservasi laut, arkeologi, dan budaya maritim. Melalui program Laut untuk Kesejahteraan (LAUTRA), Banda
Neira diproyeksikan menjadi laboratorium ekonomi pesisir yang menyeimbangkan aspek ekologi, ekonomi,
dan sosial budaya masyarakat pesisir.

“Program Lautra menempatkan Banda Neira sebagai kawasan prioritas karena memiliki kekayaan ekosistem
laut sekaligus nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Kami ingin membangun model pengelolaan laut yang tidak
hanya lestari, tetapi juga menyejahterakan,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara di
Jakarta, Senin (27/5).

Sementara itu, Kastana Sapanli, akademisi dari IPB University, menambahkan bahwa Banda Neira memiliki
potensi besar sebagai bagian dari coral triangle dan spice islands. Menurutnya, kawasan ini sangat ideal untuk
pengembangan eco-diving, heritage spice tourism, dan agrowisata pala, yang akan semakin memperkaya
perekonomian lokal.

Dengan program Lautra ini, KKP berharap Banda Neira bisa menjadi contoh keberhasilan pengelolaan sumber
daya alam yang berkelanjutan sekaligus memberi manfaat ekonomi yang luas bagi masyarakat pesisir.
Banda Neira merupakan contoh nyata bagaimana konservasi laut dapat berjalan berdampingan dengan
pemberdayaan ekonomi masyarakat.

 

Penulis: Aini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

Copy link
Powered by Social Snap