BeritaKajianPendidikanPendidikanSosial Masyarakat

Penerapan Kurikulum Berbasis Kewirausahaan Sebagai Solusi Permasalahan Pengangguran

Pertumbuhan penduduk merupakan suatu keniscayaan yang akan terjadi berkaitan dengan kodrat manusia yang akan terus berkembang biak. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat tentunya menimbulkan beberapa permasalahan yang harus ditangani dengan tepat. Salah satu permasalahan yang timbul berkaitan dengan pertumbuhan penduduk yakni permasalahan berkurangnya lowongan perkerjaan.

Peningkatan jumlah penduduk yang semakin cepat tidak sebanding dengan pertumbuhan Perusahaan maupun instansi yang akan menampung tenaga-tenaga kerja baru. Jumlah lowongan pekerjaan yang terbatas mengakibatkan besarnya persaingan untuk dapat mendapat pekerjaan, sehingga jumlah pengangguran akan bertambah semakin banyak.

Berdasarkan data badan pusat statistik per agustus tahun 2023 Komposisi angkatan kerja terdiri dari 139,85 juta orang penduduk yang bekerja dan 7,86 juta orang pengangguran. Berdasarkan jumlah pengangguran di Indonesia, klasifikasi pengangguran berdasarkan lulusan dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber:Badan Pusat Statistik

 

Berdasarkan jumlah data pengangguran Indonesia per agustus 2023 Tingkat pengangguran terbuka (TPT) tamatan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 9,31 persen. Sementara itu, TPT yang paling rendah adalah pendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 2,56 persen.

Dalam mengatasi permasalahan pengangguran, hal yang dapat dilakukan adalah mendorong setiap warga negara untuk dapat mandiri berwirausaha. Wirausaha adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (Suryana, 2000). Dengan menjadi wirausaha seorang tidak lagi bergantung kepada orang lain maupun Perusahaan untuk dapat memperoleh pekerjaan justru dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Pendidikan dapat memberikan peranan penting dalam menciptakan warausahawan-wirausahawan baru yang akan menjadi Solusi dari permasalahan pengangguran. Tinggat Pendidikan yang semakin tinggi tidak menjamin seseorang untuk mudah memperoleh pekerjaan. untuk itu sudah saatnya Pendidikan dapat menjadi wadah untuk mencetak para wirausahawan.

Dalam tujuan menciptakan wirausahawan melalui Pendidikan dapat di raih dengan menggembangkan kurikulum yang dapat memfasilitasi anak untuk belajar tentang wirausaha. Penerapan kurikulum wirausaha diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk dapat berwirausaha bahkan sebelum mereka lulus pada jenjang satuan Pendidikan sehingga tidak ada lagi Bahasa yang mencuat bahwa lulusan baru berarti menambah pengangguran baru.

Penerapan kurikulum wirausaha memiliki kelebihan dapat mengembangkan keterampilan peserta didik untuk dapat berwirausaha melalui pembelajaran praktis tentang wirausaha, simulasi bisnis dan pengalaman langsung dalam merancang, menciptakan dan mengelola sebuah usaha. Penerapan kurikululum wirausaha dapat mendorong seriap anak untuk kreativ dan inovatif dalam menciptakan hal-hal baru diluar pemikiran kebanyakan orang untuk menghasilkan suatu hal yang menarik. Penerapan kurikulum ini juga dapat menciptakan kemandirian siswa dan mengasah siswa untuk beradaptasi dengan pesatnya perkembangan karena dalam dunia usaha di tuntut untuk selalu beradaptasi dengan perubahan, mengelola resiko yang ada dan cerdas dalam melihat setiap peluang yang ada. Disamping itu penerapan kurikulum wirausaha dapat juga memajukan perekonomian local, dengan demikian roda perekonomian di setiap daerah dapat berdikari secara mandiri serta tidak bergantung terhadap daerah-daerah lain.

Penerapan kurikulum berbasis wirausaha dapat terlaksana dengan baik jika, yang pertama adalah penyiapan guru dan fasilitator untuk dapat mengimplementasikan kurikulum ini secara efektif, guru perlu diberikan pelatihan untuk dapat mengetahui tentang pembelajaran yang berkaitan dengan bisnis, metode pembelajaran yang sesuai dan pemahaman tentang lingkungan bisnis. Yang kedua perlu dilakukan Kerjasama dengan mitra di dunia usaha untuk dapat menjadi tempat siswa belajar secara langsung tentang pengelolaan sebuah usaha, dinamika dalam dunia usaha dan mempelajari cara untuk mengembangkan sebuah usaha. Yang ketiga adalah penyelarasan kurikulum dengan kebijakan Pendidikan nasional agar kurikulum yang diterapkan tidak bertolak belakang dengan tujuan Pendidikan nasional. Dan yang terakhir adalah perlu dilakukan pemantauan evaluasi berkaitan tentang jalannya kurikulum wirausaha, agar dapat mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik yang sedang berada dalam mitra usaha, perkembangan usaha yang diinisiasi oleh peserta didik dan bagaimana dampak positif kurikulum yang diterapkan terhadap lingkungan sekitar.

Kurikulum wirausaha merupakan Langkah visioner yang dapat menjawab tantangan global yang berkaitan tentang dunia profesi. Dengan memfokuskan pembelajaran pada keterampilan praktis berwirausaha, mandiri, kreatif  dan inovatif menjadikan Pendidikan menjadi wadah perubahan yang akan menghasilkan para wirausahawan baru yang tidak hanya membuka lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri namun juga orang lain disekitarnya.

(*) Penulis : Trio Nurdianto  (Guru SMK, Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta), Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd. (Dosen S2 Universitas Muhammadiyah Jakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

Copy link
Powered by Social Snap