Pentingnya Gaya Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas
Oleh: Riki Hendrawan,S.Kom Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Dr Dirgantara Wicaksono, M.Pd, Dosen Magister Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Gaya Belajar
Setiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup yang pasti semua orang belajar melalui alat indera, baik penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Setiap orang memiliki kekuatan belajar atau gaya belajar. Semakin kita mengenal baik gaya belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.
Slameto (2010: 2), mengatakan bahwa: “Secara psikologis, belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Selain pengertian belajar yang disebutkan di atas, gaya belajar adalah salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian. Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang diterima. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan seseorang dalam belajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar, siswa sangat perlu dibantu dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Dalam penyerapan informasi atau pembelajaran sudah tentu setiap anak memiliki cara cara yang berbeda untuk dapat menerima informasi Pelajaran dengan baik dan sama denga yang lain. Ada siswa yang melakukannya cukup dengan mendengarkan ceramah dari guru sehingga dia dapat mengingat inti inti dari penjelasan guru, ada juga siswa yang lebih baik untuk melihat catatan dipapan tulis dan menyalinnya ulang untuk di pelajari lagi dan ada juga siswa yang melakukan pembelajaran langsung pada diskusi diskusi kecil Bersama teman temannya yang lain.
Menurut Nuniek (2014: 9), bahwa:
Jika gaya belajar ini sifatnya lemah dalam diri siswa tidak menutup kemungkinan siswa yang bersangkutan tidak mampu menyerap materi ajar yang diberikan. Siswa tersebut dapat menangkap pelajaran dengan baik melalui beberapa metode yang sesuai dengan kemampuan penyerapan alat indera berupa penglihatan, pendengaran dan kinestetik yang di kenal dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Pada siswa terdapat salah satu yang terlihat menonjol dari ketiga karakter tersebut. Perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Oleh karena itu, sebagai seorang guru bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar pada siswanya, dan mencoba menyadarkan siswanya akan perbedaan tersebut, mungkin akan lebih mudah bagi guru untuk menyampaikan informasi secara lebih efektif dan efisien.
Inti Pembahasan
Pada proses kasus ini, jika siswa didalam kelas memiliki gaya belajar yang sama, ini akan sangat mempermudah guru dalam mempersiapkan atau menjalani pembelajaran dikelas tersebut, dakarenakan pada kelas tersebut hanya memiliki satu gaya belajar yang sudah tentu pling tidak dapat meminimalisir perbedaan yang dapat menghambat proses perpindahan informasi pembelajaran kepada siswa. Hal ini dapat terwujud dengan adanya Kerjasama antar pimpinan sekolah yang memiliki kewenangan dalam pembagian kelas disetiap awal pembelajaran dilakukan. Dengan besar harapan, tidak adalagi siswa didalam kelas yang merasa bosan, merasa tidak nyaman sehingga melakukan hal hal yang dapat mengganggu dirinya ataupun siswa lainnya.
Menurut DePorter & Hernacki (2004: 116-120), ciri-ciri gaya belajar visual,auditorial, dan kinestetik, yaitu seperti tabel di bawah ini.
Tabel Ciri-ciri Gaya Belajar
No | Visual | Auditorial | Kinestetik |
1. | Rapi dan teratur. | Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja. | Berbicara dengan perlahan. |
2. | Berbicara cepat | Mudah terganggu oleh keributan | Menanggapi perhatian fisik |
3. | Perencana dan
pengatur jangka panjang yang baik. |
Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan ketika membaca. | Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian. |
4. | Teliti terhadap detail. | Membaca dengan keras dan mendengarkan. | Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang. |
5. | Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi | Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, irama, dan bentuk suara. | Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak. |
6. | Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka. | Kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita. | Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar. |
7. | Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar. | Berbicara dalam irama yang
terpola. |
Belajar melalui memanipulasi dan praktik. |
8. | Mengingat dengan asosiasi visual. | Pembicara yang fasih. | Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. |
9. | Tidak terganggu oleh keributan. | Suka musik daripada seni. | Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca. |
10. | Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali
jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya. |
Belajar dengan
mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat. |
Banyak menggunakan isyarat tubuh. |
11. | Pembaca cepat dan tekun. | Berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu yang panjang lebar. | Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama. |
12. | Suka membaca daripada dibacakan. | Mempunyai masalah dengan pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain. | Tidak dapat mengingat geografi, kecuali memang telah pernah berada di tempat itu. |
13. | Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh, dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek. | Pandai mengeja keras menuliskannya.
dengan daripada |
Menggunakan kata- kata yang
mengandung aksi. |
14. | Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelpon dan dalam rapat. | Suka gurauan lisan daripada membaca komik. | Menyukai buku-
buku yang berorientasi pada plot atau alur, kemudian mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca. |
15. | Lupa menyampaikan pasan verbal kepada orang lain. | Kemungkinan tulisannya jelek. | |
16. | Menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat, ya atau tidak. | Ingin melakukan segala sesuatu. | |
17. | Suka demonstrasi berpidato.
melakukan daripada |
Menyukai permainan menyibukkan.
yang |
|
18. | Suka seni musik.
daripada |
||
19. | Mengetahui yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata- kata. | ||
20. | Kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin diperhatikan. |
Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan, tulisan ini dimuat berdasarkan berbagai sumber yang didapat.
(Perpustakaan Universitas Islam Riau)