BeritaGaya HidupSosial

Disconnect

Ruangkaji.id – Tau gak? Allah ingetin kita tentang pemuka agama yang merusak( Q.S Taha: 85-97). Dia tidak datang sebagai musuh. Ia datang sebagai penolong, sebagai pembimbing, sebagai penyelamat.

Dan itulah bahayanya! Yang membuat manusia tersesat bukan hanya kebodohan mereka, tetapi karena
mereka percaya pada orang yang salah.

Namanya adalah Samiri. Seorang lelaki karismatik dengan tutur kata yang fasih, dengan keberanian yang
membuat orang tunduk, dan dengan kecerdasan yang bisa memutarbalikkan kebenaran. Dia bukan orang
biasa di tengah bani Israel. Samiri adalah sosok yang didengarkan, dipercaya, dan diikuti.

Suatu hari, Nabi Musa pergi naik ke Gunung Sinai, 40 hari memenuhi panggilan Rabb-nya. Ia meninggal
kaumnya dengan pesan kesabaran. Namun, waktu terasa panjang. Hari demi hari berlalu, dan ketidakpastian
mulai menggerogoti hati bani Israel.

Saat itulah Samiri mengambil kesempatan. Dengan suara penuh keyakinan, ia berdiri di hadapan kaumnya
dan berkata: “Musa telah meninggalkan kita. Tapi jangan takut. Aku akan membangun untuk kalian sesuatu
yang nyata. Sesuatu yang bisa kalian sembah dengan mata kepala sendiri.”

Ia memerintahkan: “Serahkan emas-emas kalian! Kita akan menciptakan Tuhan yang berjalan bersama kita!”

Dan bani Israel yang hatinya telah digerus rindu dan ketakutan menuruti. Gelang-gelang mereka, kalungkalung mereka, semua dilemparkan ke dalam kobaran api. Dari cairan emas itu, lahirlah seekor anak sapi
emas. Ketika Samiri meniupkan tanah yang dia bawa dari jejak malaikat, anak sapi itu mengeluarkan suara.
Seolah hidup. Seolah sakral. Bani Israel pun tersesat kembali. Bukan karena kekuatan pedang, tapi karena
kelicikan lidah seorang pemuka agama.

Dan inilah tanda-tanda kepemimpinan palsu yang selalu ada dalam penyesatan agama:

  • Manipulasi Karismatik
    “Karisma bukan selalu pertanda kebenaran.”
    Samiri tidak memaksa. Ia memikat. Ia membuat orang-orang percaya bahwa mereka mengambil keputusan
    dengan hati mereka sendiri. Padahal hatinya itu sudah dirasuki kata-kata manis yang menipu. Pemimpin palsu
    zaman ini juga demikian. Mereka tidak selalu mengancam. Mereka membuatmu tersenyum sambil
    menjeratmu.
  • Cerita Palsu tentang Keilahian atau Mistisisme
    “Semakin tak masuk akal ceritanya, semakin dalam mereka menjeratmu.”
    Samiri mengarang cerita tentang tanah suci dari jejak malaikat. Sebuah narasi mistis untuk membungkus tipu
    daya dengan kemasan ilahi. Begitu pula pemuka agama sesat zaman ini, mengaku bermimpi, berjumpa
    malaikat, memiliki ‘ilmu ghaib’ , padahal semua hanyalah jebakan agar kalian merasa mereka spesial.
  • Eksploitasi Pengikut
    “Yang kau beri dengan sukarela, bisa jadi alat untuk mengikat mu selamanya.”
    Samiri meminta emas. Buket sedikit. Seluruh harta yang paling berharga diserahkan untuk membangun ilusi.
    Begitu pula pemimpin palsu hari ini. Mereka meminta hartamu, waktumu, bahkan jiwamu, atas nama
    keagamaan, padahal untuk memperkaya diri mereka sendiri.
  • Transaksional
    “Agama berubah jadi dagangan: siapa yang membayar lebih, mendapatkan lebih banyak berkah.”
    Samiri menjual keyakinan dengan harga emas. Hari ini, pemimpin palsu menjual surga dengan mahar
    duniawi.
    Ingin kaya? Bayar.
    Ingin jodoh? Bayar.
    Ingin jabatan? Bayar.
    Agama diperlakukan seperti pasar, bukan jalan ketulusan menuju Allah.

 

Penulis: Aini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

Copy link
Powered by Social Snap