Media Besar Trans 7 Diboikot, Akui Lalai dalam Penayangan Soal Pondok Pesantren
Menanggapi kontroversi tayangan program Xpose Uncensored 13 Oktober 2025 yang dinilai menyinggung
dan merugikan produk pesantren Lirboyo kendiri Jawa Timur, Trans 7 mengaku lalai dalam proses
penyuntingan dan penayangan. Direktur produksi Trans 7 menyampaikan permohonan maaf karena
menimbulkan kegaduhan di lingkungan pesantren dan masyarakat. Tayangan pada 13 Oktober tersebut
menuai reaksi berbagai pihak, terutama dari keluarga besar pesantren.
Pada selasa siang, perwakilan Himpunan Alumni Santri PONPES Lirboyo, Himasal bertemu pihak Trans 7
untuk memberikan 5 poin tuntutan. Selain meminta Trans 7 meminta maaf secara terbuka di hadapan publik,
Himasal juga meminta Trans 7 menarik tayangan tersebut dari semua platform media sosial Trans 7.
“Dan Trans 7 mengakui kelalaian walaupun itu materi atau konten dari PH, tetapi Trans 7 tidak lepas dari
tanggung jawab untuk itu. Dan kami menyampaikan permohonan maaf ini juga kepada keluarga Kiai Haji
Anwar Mansur, beserta Santri, pengasuh, dan para alumni. Dan insya Allah dalam waktu dekat kami akan
bertebayun. Berkaitan dengan hari Santri, kami pun akan membuat sebuah tayangan yang merupakan salah
satu hubungan dengan tuntutan tersebut” , Ucap Andi Chairil (Direktur Produksi Trans7)
“Dan Alhamdulillah, dari 5 tuntutan yang disampaikan oleh teman-teman, semuanya direspon insya Allah
secara tertulis sebelum 1×24 jam. Mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang. Dan satu lagi yang nanti akan
dipertemukan,kami para alumni Lirboyo yang ada di Jabodetabek ini, dengan PH, dan orang yang
menarasikan di dalam pemberitaan” , jawab Rasyud Syarif (Penasihat alumni Lirboyo Jabodetabek).
Penulis: Aini
